
APCS telah diundang di Seminar Internasional Perdagangan Kayu yang diselengggakan oleh The Borneo Initiative (TBI) dan APHI, yang diselenggarakan di Hotel Majapahit, Surabaya pada tanggal 25-26 Januari 2016. Melalui seminar ini APCS mengetahui tentang sejarah keberhasilan hutan-hutan Indonesia terhadap pengelolaan hutan yang berkelanjutan. APCS mendapatkan informasi tentang konsesi dan industri yang baru disertifikasi, dan juga memahami mengenai perkembangan pasar untuk mengubah pandangan kepada langkah-langkah peningkatan perdagangan.
Apa saja yang didapat oleh APCS dari seminar ini?
![]() |
Pentingnya Sertifikasi
Di tengah keprihatinan global saat ini yang berfokus pada pengurangan perubahan iklim, konservasi hutan, kerusakan akibat kebakaran hutan, dan lainnya,. dalam kenyataannya, sektor kehutanan Indonesia mengambil langkah-langkah yang signifikan menuju hutan keberlanjutan dan pengelolaan hutan yang bertanggung jawab. Pemerintah meluncurkan program sektor-luas yang wajib patuh (mandatory) dengan penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dengan fokus pada hukum asalnya dan memenuhi standar pengelolaan hutan. Selain itu, pemerintah juga terus mengembangkan system online khususnya bagi hutan yang bersertifikat. Ditambah, hampir seperempat dari semua hutan-hutan konsesi yang aktif mengambil langkah tambahan melalui sertifikasi secara sukarela (Voluntary) yang dalam hal ini menggunakan skema FSC (Forest Stewardship Council). Pengelolaan hutan berkelanjutan memberikan manfaat pada flora dan fauna dan masyarakat setempat. Jadi sertifikasi FSC adalah sebagai jalan menuju pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Secara keseluruhan, The Borneo Initiative adalah lembaga nirlaba terbesar yang mendukung sertifikasi hutan untuk wilayah tropis, baik dalam hal wilayah dan jumlah perusahaan yang terlibat. The Borneo Initiative beroperasi sebagai platform yang menjalin kemitraan antara berbagai organisasi seperti APHI, TFF, TFT, TNC dan GFTN, pemerintah , perusahaan kayu asing, dan dengan lembaga-lembaga sertifikasi baik FSC maupun SVLK.
![]() |
Sebuah tradisi dalam kualitas, meningkatkan daya saing sektor kehutanan.
Industri kayu di Indonesia punya reputasi pada tukang dan kualitas.dengan kesanggupan untuk memenuhi standar produk internasional. Industri kayu indonesia mampu memenuhi pasokan tripleks, bahan lantai kayu, geladak, papan hias tembok dan mebelnya, kayu taman, perabotan di dalam dan di luar ruangan, dan bilah kayu bersertifikat.
Hentikan Deforestasi
Hampir 20% dari emisi CO2 terkait dengan deforestasi, di Indonesia 1,8 juta hektar hutan tropis hilang per tahun untuk pembukaan industri perkebunan atau terdegradasi akibat dari penebangan hutan yang tak terkendali. Proses deforestasi harus dihentikan, dengan membuat batas yang jelas, sehingga sektor pertanian tidak dapat berkembang di kawasan hutan, Sebagai gantinya, sektor pertanian dapat diarahkan untuk berkembang ke lahan yang terdegradasi dan terbengkalai.

*Bapak Loy Debral Jones sebagai Manager Group APCS berpidato mengenai pentingnya sertifikasi untuk hutan berkelanjutan yang berpengaruh pada pasar kayu Indonesia, keuntungan perusahaan maupun pemerintah, dan mengenai isu-isu tentang hutan di Indonesia.
Jaminan persediaan terbaik di berbagai spesies
Indonesia punya wilayah yang luas untuk hutan produksi, yang terdiri dari hutan tanaman dan hutan alam. Hutan-hutan memproduksi berbagai jenis kayu keras tropis dengan kapasitas persedian jangka panjang yang dapat diandalkan.
Misi dari The Borneo Initiative adalah untuk mempertemukan penawaran dan permintaan kayu “bersertifikat”, sehingga dapat mendorong penawaran yang lebih baik dan meningkatkan permintaan yang menguntungkan bagi industi kayu dan konsumen. Sebagian besar kayu yang digunakan dalam konstruksi di Belanda berasal dari Indonesia. Berkat program tersebut, kayu bersertifikasi FSC akan menjadi pilihan yang paling disukai untuk pembangunan puluhan rumah untuk tahun-tahun mendatang.
Acara yang berlangsung selama 2 hari ini dihadiri oleh pengusaha yang berkecimpung di dunia kehutanan baik dari dalam negeri maupun luar negeri, ditutup dengan kunjungan pabrik PT, Sumbermas Indah Plywood.
Sumber : Tim APCS (James Simatupang dan Fauzan Kurniawan) dan www.theborneoinitiative.org
Aksi Social APCS; Indahnya Berbagi
Bagaimana Kita Melindungi Bumi Ini
Hari Satu Juta Pohon Sedunia
Manfaat Lahan Basah Bagi Kehidupan Manusia
Mari Lebih Menghargai Air
Virtual Office Membantu Menghemat Biaya Bisnis dan Menjaga Lingkungan
Bahaya Kantong Plastik
HARI HUTAN INTERNASIONAL: MOMENTUM ATAS PENTINGNYA FUNGSI HUTAN
EKSISTENSI HUTAN MANGROVE
Kapuk Indonesia yang Terkenal
YONGKI IKHTIYANTO SEBAGAI MANAGING DIRECTOR APCS
PT. PANDU MAHA WANA (ASIA PACIFIC CONSULTING SOLUTIONS) SEBAGAI ANGGOTA BARU FSC®
Menyambut Policy Manager FSC® Asia Pacific Di Indonesia
Pertemuan Regional Asia Pasifik : Pedoman Pengelolaan Hutan Alam Publik yang Berkelanjutan di Negara Tropis melalui Konsesi Hutan dalam Konteks Agenda 2030
UDARA BERSIH SEMAKIN “MAHAL†KARENA KARBON, MENGAPA?
Premier Asian Event 2016 untuk Industri Pulp, Kertas, Board, Kemasan, Cetakan dan Karton
Asia-Pacific Forestry Week (APFW) 2016
APCS merayakan ulang tahun yang ke-5!
Melawan Kebakaran Lahan Gambut dengan Peat FireX
Sertifikasi FSC memberikan manfaat finansial bagi bisnis hutan tropis, seperti ditunjukkan oleh laporan WWF terbaru
Penghancuran Gambut, Subsidensi Tanah dan Banjir di Asia Tenggara
APCS berpetualang!
Audit Rimba Raya Conservation 2015
Berita Terkini - Januri 2015
APCS's High Conservation Value Identification for APP: World's Largest and Most Complex Assessment