
Pohon bernama ilmiah Ceiba petandra ini berasal dari Amerika. Di Indonesia, pohon ini ditanam sebagai penghasil kapuk. Kapuk digunakan untuk pengisi bantal dan kasur.
Morfologi Tumbuhan Randu (Ceiba pentandra L.)
Randu atau kapuk (Ceiba pentandra L.) merupakan pohon tropis yang banyak ditanam di Asia. Kapuk merupakan pohon yang menggugurkan bunga dengan tinggi pohon 8-30 m dan dapat memiliki batang pohon yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 m. Pada batangnya terdapat duri-duri tempel besar yang berbentuk kerucut. Daunnya bertangkai panjang dan berbilang 5-9. Bunga terkumpul di ketiak daun yang sudah rontok (dekat ujung ranting). Kelopak berbentuk lonceng, berlekuk pendek dengan tinggi 1-2 cm. Daun mahkota bulat telur terbalik dan memanjang dengan panjang 2,5-4 cm. Benang sari jumlahnya 5, bersatu menjadi bentuk tabung pendek, serta memiliki kepala sari berbelok-belok. Bakal buah beruang 5 dengan bakal biji yang cukup banyak. Pohon kapuk memiliki buah yang bentuknya memanjang dengan panjang 7,5-15 cm, menggantung, berkulit keras dan berwarna hijau jika masih muda serta berwarna coklat jika telah tua. Dalam buahnya terdapat biji yang dikelilingi bulu-bulu halus, serat kekuning-kuningan yang merupakan campuran dari lignin dan sellulosa. Bentuk bijinya bulat, kecil-kecil, dan berwarna hitam (Setiadi, 1983).
Klasifikasi Tumbuhan Randu (Ceiba pentandra L.)
Klasifikasi ilmiah tumbuhan randu (Ceiba pentandra L.) berdasarkan taksonominya (Lanting dan Palaypoyan, 2002):
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Ceiba
Spesies : Ceiba pentandra L.
Pada tahun-tahun awal 1900-an, kapuk dari Indonesia, terutama dari Pulau Jawa sangat terkenal. Pohon-pohon kapuk ditanam di mana-mana. Kapuk dari Indonesia dijual sampai ke luar negeri. Kapuk ini dikenal juga dengan nama kapas jawa.
Saat ini sudah tidak banyak orang yang memilih kasur kapuk. Ada banyak pilihan kasur yang lebih nyaman, seperti kasur busa dan kasur yang menggunakan per. Akibatnya, kapuk tidak lagi sepenting dulu. Banyak yang menebang pohon-pohon kapuk karena tidak terlalu menghasilkan uang. Jumlah pohon kapuk makin lama makin berkurang.
Sebenarnya pohon kapuk memiliki banyak manfaat, lo. Pohon yang dapat tumbuh sampai 70 meter ini dapat diandalkan sebagai penahan tanah dari erosi, sehingga dapat turut mencegah banjir dan tanah longsor. Randu juga digunakan sebagai penyangga tanaman lada. Selain diambil kapuknya, bagian lain yang dimanfaatkan antara lain akar, daun, dan buah mudanya. Air rebusan akarnya dipercaya memiliki khasiat obat. Demikian pula dengan air rebusan daunnya. Buah randu yang masih muda dapat dimakan sebagai lalapan. Daun mudanya juga dapat dimakan dan mengandung kalsium.
Aksi Social APCS; Indahnya Berbagi
Bagaimana Kita Melindungi Bumi Ini
Hari Satu Juta Pohon Sedunia
Manfaat Lahan Basah Bagi Kehidupan Manusia
Mari Lebih Menghargai Air
Virtual Office Membantu Menghemat Biaya Bisnis dan Menjaga Lingkungan
Bahaya Kantong Plastik
HARI HUTAN INTERNASIONAL: MOMENTUM ATAS PENTINGNYA FUNGSI HUTAN
EKSISTENSI HUTAN MANGROVE
YONGKI IKHTIYANTO SEBAGAI MANAGING DIRECTOR APCS
PT. PANDU MAHA WANA (ASIA PACIFIC CONSULTING SOLUTIONS) SEBAGAI ANGGOTA BARU FSC®
Menyambut Policy Manager FSC® Asia Pacific Di Indonesia
Pertemuan Regional Asia Pasifik : Pedoman Pengelolaan Hutan Alam Publik yang Berkelanjutan di Negara Tropis melalui Konsesi Hutan dalam Konteks Agenda 2030
UDARA BERSIH SEMAKIN “MAHAL†KARENA KARBON, MENGAPA?
Premier Asian Event 2016 untuk Industri Pulp, Kertas, Board, Kemasan, Cetakan dan Karton
Asia-Pacific Forestry Week (APFW) 2016
TBI-APHI International Wood Trade Event 2016 “Indonesian Tropical Hardwood – Berkelanjutan, Kualitas, Bergaransi“
APCS merayakan ulang tahun yang ke-5!
Melawan Kebakaran Lahan Gambut dengan Peat FireX
Sertifikasi FSC memberikan manfaat finansial bagi bisnis hutan tropis, seperti ditunjukkan oleh laporan WWF terbaru
Penghancuran Gambut, Subsidensi Tanah dan Banjir di Asia Tenggara
APCS berpetualang!
Audit Rimba Raya Conservation 2015
Berita Terkini - Januri 2015
APCS's High Conservation Value Identification for APP: World's Largest and Most Complex Assessment